Recent Posts

Tari perang pulau nias

 
tari perang pulau nias
Indonesia adalah kumpulan dari beribu ribu pulau dan diantaranya terdiri dari 5 pulau besar dan lainnya pulau pulau kecil dan sebagian besar sudah dihuni oleh manusia. Salah satu pulau kecil yang berada disalah satu pulau besar yaitu pulau sumatera tepatnya disebelah barat Indonesia adalah pulau nias. Pulau yang terletak sekitar 85 mil dari pelabuhan sibolga pulau sumatera ini masih terdiri dari berbagai macam pulau pulau kecil lainnya dan Pulau dengan sebutan pulau nias ini adalah pulau yang paling besar dan dihuni sekitar 600.000 jiwa. Selain terkenal dengan berbagai macam kekayaan alam yang terkadung di dalamnya seperti pantai Sorake dengan ombak terbaik nomor dua di dunia setelah hawai, Tureloto sebagai tempat snorkeling, pulau nias juga disempurnakan dengan berbagai kesenian budaya yang sangat beragam serta berbagai situs peniggalan bersejarah dan salah satunya adalah Desa Bawomataluo sebagai situs warisan dunia UNESCO.

Seni budaya yang masih dilestarikan di pulau nias dan menjadi tontonan setiap wisatawan baik local maupun mancanegara yang berkujung ke pulau nias ialah seperti lompat batu atau yang lebih dikenal dengan sebutan hombo batu oleh masyarakatnya juga dengan berbagai tarian khas nias seperti tari moyo, tari mogaele, tari perang dan berbagai tari tarian lainnya.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tuntas tentang taring perang nias yang telah mengangkat nama pulau nias ke mata dunia.
Taring perang nias adalah tarian perang yang dilakukan oleh sekumpulan laki laki kuat, hebat dan yang gagah perkasa dengan menggunakan berbagai peralatan perang seperti:

1.      Baju perang dengan perpaduan antara warna merah kuning dan hitam.
2.      Pedang tologu.
3.      Perisai atau tameng atau dalam bahasa nias dikenal dengan istilah baluse.
4.      Topi perang atau mahkota, dan berbagai hiasan lainnya.
5.      tombak atau toho bagi masyarakat Nias dengan panjang sekitar 2 meter.


tari perang pulau nias


Tari perang atau lebih dikenal dengan istilah fatele oleh masyarakat nias merupakan tari yang unik, langka serta tidak ditemukan diberbagai tempat manapun. Tarian ini sudah menjadi salah satu ciri khas masyarakat nias pada umumnnya serta bisa ditemukan di Bawomataluo sebagai salah satu pusat tempat berbagai seni budaya nias bisa ditemukan di pulau Nias.
Sejarah tari perang nias
Tari perang nias merupakan perwujudan dari ciri dan kebiasaan masyarakat nias secara umum pada zaman dulu. Dahulu kala pulau nias memiliki sistem pemerintahan berbentuk kerajaan dan dipimpin oleh bangsawan setara dengan seorang raja dengan gelar sebagai Balugu. Menurut tradisi masyarakat nias seseorang mendapatkan gelar bangsawan jika orang tersebut memiliki pendidikan tinggi atau juga  telah melakukan pesta besar-besaran dengan melakukan pemotongan babi pada jumlah yang banyak dan menjamu seluruh masyarakat yang disekitar daerah itu sambil mengumumkan dirinya sebagai seorang bangsawan.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya sejumlah rahang babi yang telah digantung pada rumah rumah raja yang ada di Bawomataluo.  

Selain itu dahulu kala masyarakat nias memiliki kebiasaan berperang melawan sesama suku yang ada di pulau nias. Mereka berperang melawan desa dengan desa dan biasanya penyebab terjadinya peperangan itu dikarenakan batas lahan atau juga kerena memperbutkan kekuasaan. suku nias juga bisa dikatergorikan sebagai salah satu  bangsa Sparta dengan kebiasaann berperang dan sering mengambil kepala orang sebagai salah satu ritual adat bagi masyarakat nias saat penguburan seorang bangsawan yang telah meninggal.
Suku nias pada zaman dahulu merupakan suku yang sangat pintar dalam strategi berperang. Para prajurit desa ada pada masa itu bekali dengan latihan fisik yang yang kuat seperti latihan bela diri silat serta latihan fisik hombo batu.

Tari perang dilakukan dengan membentuk formasi segiempat memanjang dan dipimpin oleh komando perang. Sebagaimana strategi perang pada umumnya, pemimpim perang akan memberikan aba aba kepada prajurit lainnya  apa yang akan dilakukan selanjutnya. Tarian ini dimulai dengan hentakan kaki pada tanah secara serentak sehingga menghasilkan bunyi serta lantunan kata-kata yang dilakukan secara kompak sebagai simbol persatuan yang sangat dijunjung tinggi masyarakat nias.  Ayunan pedang dan tombak pada tangan setiap kesatri menjadi simbol kekuatan, ketangkasan dan kelihaian para prajuit untuk mempertahankan daerah mereka pada serangan musuh. Selain itu Musik tradisional akan menjadi pengiring sejak dimulai hingga berakhirnya tarian ini.

Pada zaman sekarang ini, tradisi berperang antara suku yang ada di pulau Nias sudah lama di tinggalkan seiring masuknya agama dipulau nias. Tari perang yang menjadi salah satu ciri khas orang nias ini biasanya digunakan sebagai penyambut tamu-tamu besar dan ditampilkan pada acara adat tententu saja. Selain itu tarian ini juga di adakan pada festival festival budaya serta pada acara pemerintahan saja.

tari perang pulau nias

tari perang pulau nias

Tari perang pulau nias Tari perang pulau nias Reviewed by Unknown on 3:26 AM Rating: 5

No comments:

Home Ads

http://catatanrelis.blogspot.co.id/. Powered by Blogger.